Senin, 06 Desember 2010

Rumah Joglo Jawa




*


Rumah Joglo (Yogyakarta)
Rumah bagi orang Jawa merupakan patokan tentramnya suatu keluarga, sebab dengan sudah mampu memiliki rumah, keluarga tersebut sudah merasa tenang, tidak harus nyewa atau ngindung (numpang).

Rumah-rumah yang ada di daerah perkotaan sangat padat, sehingga hampir tidak ada batas atau garis pemisah antara rumah satu dengan lainnya. Berbeda dengan rumah-rumah yang ada di daerah pedesaan, yang penduduknya masih memiliki pekarangan cukup luas, maka batas antar rumah sangat jelas, misalnya dibatasi pagar, pohon atau tanaman. Dahulu hanya orang yang tergolong dan terpandang dalam masyarakatlah, yang dapat membangun rumah joglo yang besar dan megah. Berbeda dengan orang biasa, pada umumnya mereka membangun rumah setengah permanen, atau rumah bentuk kampung ata rumah limasan sederhana. Perbedaan dari sebutan rumah itu dilihat dari atapnya dan kelengkapan ruangan dalam satu rumah. Tapi sekarang Rumah Joglo sudah dapat dibuat oleh golongan manapun asalkan cukup biayanya.

Bentuk Rumah
Orang Jawa menyebut rumah omah yang berarti tempat tinggal. Bentuknya empat persegi panjang atau bujur sangkar. Bentuk rumah joglo merupakan bentuk rumah tradisional Jawa yang paling sempurna. Bangunan ini memiliki bentuk dan teknik pembuatan tinggi, sehingga tampak sangat megah dan artistik. Keistimewaan rumah joglo terletak pada empat soko guru yang menyangga blandar tumpang sari. Kemudian bagian kerangka yang disebut brunjung yaitu bagian atas keempat soko guru atau tiang utama sampai bubungan yang disebut molo atau suwunan. Oleh karenanya rumah joglo banyak membutuhkan kayu sebagai bahan bangunannya.

Rumah tradisional Jawa bukanlah berbentuk panggung. Sebagai fondosi (bebatur) dibuat dari tanah yang ditinggikan dan dipadatkan atau diperkeras, yang menurut istilah setempat disebut dibrug. Tiang rumah didirikan di atas ompak, yaitu alas tiang dari batu alam berbentuk persegi empat, bulat atau segi delapan. Pada mulanya rumah joglo hanya bertiang empat seperti yang ada di bagian tengah rumah joglo jaman sekarang (soko guru). Selanjutnya joglo diberi tambahan pada bagian samping dan bagian lain, sehingga tiangnya bertambah sesuai dengan kebutuhan.

>ENGLISH

Houses Joglo (Yogyakarta)
Houses for Java is a benchmark tentramnya a family, because with have been able to have a house, the family was feeling calm, do not have to hire or ngindung (passengers).

The houses that exist in urban areas is very dense, so that almost no limit or the dividing line between the house of one another. Unlike the existing houses in rural areas, whose inhabitants still have a yard large enough, then the boundary between home very clearly, for example restricted fences, trees or plants. Previously only those who belong to and respected in the communities, which can build large houses and stately joglo. Unlike ordinary people, in general, they built a house half-permanent, or home village of simple Limasan ata house. Differences from the house as seen from the roof and completeness of the room in one house. But now House Joglo have to be made by any group so long as it cost enough.

Forms Home
The Javanese call home Omah which means place of residence. The shape is rectangular or square. Joglo home form is a form of traditional Javanese house the most perfect. This building has a high manufacturing techniques and forms, so that it looked very stately and artistic. Privileges joglo house situated on four pillars that prop blandar intercropping. Then the framework is called the upper fourth brunjung cornerstone or main mast until the ridge is called Molo or suwunan. Therefore joglo house requires a lot of wood as building material.

Javanese traditional house is not shaped stage. As fondosi (bebatur) is made of compacted soil or a raised and hardened, which according to the local term called dibrug. Pole house founded on ompak, namely natural stone plinth of rectangular, round or octagonal. At first only four-poster joglo house like the one in the middle of today's home joglo (cornerstone). Next joglo given additional on the sides and other parts, so the pole increases as needed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar